kuliah setiap hari Rabu semester ini selalu saya tunggu. sayang rasanya bila tidak terlalu terpaksa untuk tidak masuk pada hari Rabu. terutama mata kuliah paling akhir, yaitu neurosains. bisa saya katakan sulit, karena sumber belajarnya tidak banyak, terlebih literatur yang terbatas itu juga terjemahannya buruk. tapi suasana kelas begitu hidup, karena baik yang dapat giliran menyajikan materi dan yang menyimak, kedua-duanya bingung dengan apa yang dipresentasikan.haha jadi saling bertanyalah kami dan bertukar pendapat, saling menjelaskan dan terjelaskan.
Rabu kali ini membahas tentang masalah dalam motivasi belajar, tentunya kaitannya dengan kerja otak karena ini mata kuliah neurosains. untuk saya yang rendah gairah belajar cukup mendapatkan pencerahan.hehe selama ini yang terjadi adalah saya terjebak dalam tuntutan (entah tuntutan siapa) untuk mendapat nilai bagus. tapi, pada kenyataannya saya sendiri mengganggap diri saya tidak akan pernah mampu untuk mendapat nilai bagus. jadi belajar saya secukupnya saja, sekuat apapun saya belajar tidak akan mendapat nilai yang bagus.sebenarnya pangkal saya rendah motivasi apa ya? haha berbelit-belit
tinggalkan kemalasan saya, terdapat kata trauma pada poin-poin yang disajikan dalam presentasi. bekembanglah percakapan liar saya dengan seorang teman bertemakan trauma. terpicu oleh ibu dosen yang mengucapkan kata phobia. penjelasan singkat phobia dari bu dosen, ketakutan pada hal yang tidak masuk akal untuk ditakuti secara berlebihan, biasa disebabkan oleh suatu kejadian yang menyebabkan trauma. seperti seseorang yang takut pada bulu unggas, sebab waktu anak-anak pernah mengalami kejadian tersesat di kandang angsa dan kemudian dikejar-kejar oleh banyak angsa dengan bulu-bulu yang berserakan. tapi percakapan saya dengan seorang teman itu lebih dari sekedar trauma phobia seperti itu...
tidak jelas bagaimana kami berdua jadi berbicara tentang pelecehan seksual. jujur saya pernah mengalaminya. pelecehan seksual sendiri tidak selalu pasti mengarah ke kemaluan atau oran intim atau kasarnya tindakan pemerkosaan, bisa saja dalam bentuk kata-kata yang vulgar hingga pembuat seseorang merasa tidak nyaman, julukan-julukan yang diberikan terhadap seseorang (contohnya misalnya sorang perempuan diberikan julukan tertentu karena buah dadanya besar), sentuhan, rabaan, ciuman, bahkan pandangan mata yang membuat seseorang merasa terlecehkan, maka itu adalah pelecehan seksual. nah karena ilmu yang kami dalami berhubungan dengan usia dini atau pra sekolah, maka teringat-ingatlah kami berdua tentang apa-apa saja yang pernah terjadi dulu, tentunya tentang pelecehan seksual tersebut.
kami bercerita dengan tenang, namun penuh dengan dana kekesalan. betapa kecilnya kami waktu itu. tidak berdaya saat orang lain berbuat seenaknya terhadap kami. kejadiaan yang saya alami dilakukan oleh anak-anak seumuran saya pada saat itu, terjadi ditempat umum yang ramai bahkan ada orang-orang dewasa, saya berteriak namun tidak ada yang memperdulikan saya. kemudian saya sadari kini saya tidak bisa akrab dengan laki-laki yang tidak begitu saya kenal, duduk berdekatan pun saya menjadi gelisah, saya tidak pandai beramah-tamah, basa-basi dengan laki-laki yang saya anggap tidak begitu saya kenal hingga saat ini. hal yang mengejutkan adalah apa yang dialami oleh teman saya benar-benar tidak terduga, saya tidak sanggup membayangkan bila hal itu terjadi pada diri saya. Dilakukan oleh orang yang cukup bisa dipercayai oleh keluarganya. hal yang kami perbincangkan ini terjadi saat kami anak-anak, saat kami mengharapkan orang dewasa menjadi pelindung, menyelamatkan kami, yang terjadi malah sebaliknya. kami masih bodoh, tidak mengerti harga diri kami diinjak-injak.
kami berdua tidak penah mengatakan apa yang terjadi pada diri kami kepada orang dewasa pada saat itu, bahkan hingga sekarang. kini kami sudah mulai menjadi oarang yang dianggap dewasa, kami mengingat-ingat lagi apa yang terjadi dulu. kami mengerti kami dahulu tidak memiliki kekuatan dan pemahaman tentang apa yang terjadi. sedikit banyak hal-hal yang terjadi dimasa lalu tersebut berimbas dalam kehidupan kami sekarang. kami marah, kami kesal, kami sedih, kami malu, kami tidak berdaya, tapi kami hanya diam saja. entah bagaimana nasib anak-anak yang mengalami kejadian yang kami alami, atau bahkan lebih buruk dari itu. korban-korban pencabulan, anak-anak laki-laki yang disodomi, hal-hal yang diluar batas manusiawi. saya dapat mengerti betapa hancurnya perasaan korban-korban pemerkosaan.
dalam bentuk apapun pelecehan seksual itu terjadi, mestinya kami mau mengatakannya pada orang dewasa, orang tua atau guru kami misalnya. tapi hal tersebut tidak kami lakukan hingga saat ini. apa yang terjadi saat itu mungkin hasil dari kurangnya pengetahuan kami tentang pendidikan seks. seks menjadi suatu hal yang dianggap tidak pantas dibicarakan, hal yang jorok, terlebih pada anak-anak. padahal jika diberikan secara baik dan sesuai dengan tingkat pemikiran anak, pendidikan seks sangat bermanfaat, contohnya seperti hal yang kami alami dimasa lalu itu, jika kami mengerti pada saat itu, kami akan berusaha, setidaknya misalnya menjaga diri kami dari pelecehan, atau tidak segan berbicara pada orang tua jika dilecehkan.
dari mata kuliah neurosain beralih ke pelecehan seksual. kurang konsentrasi belajar.hehe satu hal yang benar-benar harus diingat oleh seluruh orang tua, jaga anak-anak kita baik-baik. bahaya pelecehan seks pada anak-anak sangat mungkin dilakukan oleh orang yang dikenal baik oleh keluarga. istilahnya pagar makan tanaman. jadi meskipun kita mempercayakan anak kita pada orang lain, tetap harus awasi. seks mestinya bukan hal yang tabu untuk diketahui anak, asal kadarnya disesuaikan dengan kemampuan berpikir anak, penyampaiannya juga dilakukan dengan baik. tentu menjelaskan pendidikan seks pada anak dengan bahasa yang baik, tidak vulgar. dari pada anak mendapatkan pengetahuan yang tidak benar dari luar, bahkan menjadi segan berbicara tentang seks dengan orang tuanya sendiri.
saya teringat dengan sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Alanis Morissette, judulnya Hands Clean. kira-kira liriknya tentang pengalaman yang dialami oleh Alanis Morissette saat remaja, terjadi affair antara Alanis Morissette laki-laki orang yang lebih dewasa darinya.
bagian chorus liriknya begini
we'll fast forward to a few years later
no-one knows except the both of us
and i have honored your request for silence
you've washed your hands clean of this