Vanilla Day

HI ALL!

lama sudah ya...hehehe kemana saya? kemana-mana sih, sibuk kah saya? tidak sama sekali.

jadi kenapa begitu lama. i'm in low motivation to write atau menjadi terlalu pelit untuk berbagi? sorry :)

jadi saya sempat bolos seminggu ke jogja dan tidak pernah menyesali atas pembolosan itu. Kota Jogja itu: sederhana dengan cara yang asik, graviti-graviti-graviti, kost-kost-kost, jalur jalan potong buat sepedah, makan murah, bangunan tua yang cukup terawat, sedihnya para jompo..yang masih saja bekerja diusia senja bahkan menjadi peminta-minta yang cukup..banyak, yang saya cukup senang sekali adalah..tidak sedikit pun saya berminat ke mall, karena terlalu banyak hal yang luar biasa bagi saya disana dan merapi.

kuliah lagi itu rasanya..terasa tidak terasa ya sekarang sudah hampir 3 tahun. setiap orang yang bertemu masih beberapa yang salah sangka kalau saya itu masih bersekolah, jika saya sebutkan sudah semester 6 maka semua bilang wah sebentar lagi. saya senang dengan fakta memang sebentar lagi, bingung dengan apa saya akhiri sebentar lagi itu. nulis apaaaaaaa??? skripsi jurnal ilmiah penelitian apalah itu kalau tidak terinspirasi...apalah artinya. saya jadi menanyakan kembali seserius apa saya dengan semua ini.

saya menemukan ternyata saya memang bergairah (cie istilahnya) pada mempekerjakan tangan. dan passion dengan clay :3 untuk mengisi waktu saya berpikir yang tidak-tidak.haha saya tidak pernah menyadari kalau saya mirip dengan anjing peliharaan. murung jika ditinggal terlalu lama dan butuh tulang untuk digigit.berapa negatifnya saya jika sedang murung, ya clay cukup membantu. membuat bentuk makanan hingga boneka voodoo. kau tau, evil inside you soul sometimes..it's not from satan or genie or another human..it's just lies and grow inside. dendam kemarahan kekecewaan tumbuh tumbuh..dan saya rasa tidak perlu dipelihara karena itu lelah yang tidak bisa membuat kita tidur dengan tenang, bahkan insomnia. ngomong apa saya ini hehe

dan kita tidak pernah sendirian, jika saja kita lebih membuka hati untuk memaafkan, bukan maaf atas kesalahan orang lain. mengampuni diri sendiri kadang lebih dari segala sesuatunya. percaya akan diri bisa lebih jahat dari ini atau lebih baik dari ini. bukan untuk dipilah-pilih, tapi dijalani dengan hati yang ringan. tanpa tekanan tanpa paksaan. kita bukan tuhan, maka keharusan-keharusan itu sebaiknya tidak untuk menintimidasi sesuai kehendak hati busuk kita.