Alhamdulillah sudah melewati satu semester, prosesnya berdarah-darah dan ngantuk. Saya tidak pernah menyangka ternyata belajar bisa semenyenangkan ini. Belajar dibidang saya tekuni ini memberikan saya pemahaman yang lebih lengkap tentang diri saya sendiri, meskipun sesungguhnya tetap saja gambar jelasnya adalah pelajaran yang akan berlangsung seumur hidup. Mungkin manusia berubah dan mugkin saja tidak, tapi saya yakin berubah. Karena saya yakin ketika berhubungan dengan pribadi lainnya hidup akan berubah. Saya yang sekarang adalah akibat-akibat dari keputusan-keputusan yang dilakukan semua manusia, dalam artian ketika seseorang tidak bertanggung jawab pada sampah yang dia buang maka dia mengotori seisi bumi. Bukankah manusia diberikan kebebasan untuk memilih baik dan buruk, sehingga keputusan yang baik lebih mulia dari pada hanya diberikan pilihan untuk menjadi baik saja?
Kita semua terhubung seperti benang yang terbelit kusut, bahkan hingga benang tersebut diputuskan oleh kematian kita masih terhubung karena tindakan masa lalu yang kita perbuat. Pada akhirnya manusia bukanlah ketidaan yang tidak ada maknanya sama sekali, sekalipun namanya tidak tercatat dalam sejarah. Teringgat pada seorang kakek berkemeja batik sederhana bernuansa coklat muda yang saya temui tahun lalu disebuah acara wisuda sahabat saya. Beliau bercerita antusias tentang anaknya yang sedang menjadi wisudawan di dalam auditorium. Kakek ini hanyalah satu dari ribuan anggota keluarga yang menunggu sambil melihat dari jendela, tapi hanya kakek ini yang saya lihat menengadahkan tangganya saat sesi pembacaan doa. Suara dari dalam gedung auditorium hanya terdengar sayup-sayup dari luar namun beliau tetap ikut berdoa mengaminkan. Dalam hati saya berkata semoga ilmu yang anak beliau dapatkan semakin diberkahi dan membahagiakan kakek tersebut, Setelah beberapa saat wisudawan keluar dan saya tidak melihat kakek itu lagi, Tapi apa yang saya dapatkan dari kakek tersebut? Momen wisuda memang membahagiakan, tapi apa yang berada dibalik itu semua sehingga menjadi wisudawan? Halaman persebahan skripsi rasanya terlalu kecil ketika saya baca ulang ketika mengingat kembali euforia kelulusan tapi kurang bersyukur.
Rencana apa yang Allah berikan kepada saya ketika bertemu dengan kakek tersebut, dari hal itu seperti sekarang saya mulai belajar lebih menghargai semua orang yang berhubungan dengan saya. Tentu saja akan selalu ada yang manis-pahit, memulai dari hal yang bisa dikontrol diri sendiri saja saya rasa lebih baik. Paling tidak jika tidak sanggup meberikan kebaikan, bagaimana untuk tidak memberikan kejahatan sama sekali? Seperti merantau disini, jika sulit berteman akrab bagaimana jika tidak memiliki musuh sama sekali saja? Meskipun pada akhirnya kita sering tidak disadari ternyata kesan yang kita berikan pada orang lain ternyata tidak sebaik yang kita niatkan. Ya pada akhirnya memuaskan semua orang itu hampir mustahil kan? Siapkan diri untuk menjadi lebih baik memang klise, ingatlah dampaknya tidak hanya untuk diri sendiri. Bahkan pertemuan yang hanya sekali saja itu dengan kakek di wisuda seorang teman sangat bermakna bagi saya.
Fokus saat ini adalah membuat memori menyenangkan sebanyak-banyaknya, tidak hanya untuk diri saya sendiri saja tapi pada seluruh orang disekitar saya. Kenangan menyedihkan, mengesalkan, hingga traumatis ketika saya pelajari saat perkuliahan ternyata lebih mudah merekat dalam ingatan dan menghambat memori baru untuk disimpan. Menangis sesal pada hal-hal yang kita tak punya kuasa lagi untuk mengubahnya, apa lagi hal-hal tersebut terjadi karena keputusan-keputusan orang lain apa gunanya? Masa lalu adalah hal yang mustahil untuk diubah, tapi bagaimana dampaknya pada masa depan masih bisa diusahakan pada saat sekarang kan. Dan akan selalu ada hal-hal yang sulit diterima kan? Selalu fokus pada hal-hal bisa dikontrol saja dan seluruhnya adalah ketentuan Yang Maha Menentukan. Ya dapat kesempatan kuliah lagi ini benar-benar membantu saya berdamai pada banyak hal, selalu bersiap untuk baik jangan menunggu apa pun. Insya Allah.
Fokus saat ini adalah membuat memori menyenangkan sebanyak-banyaknya, tidak hanya untuk diri saya sendiri saja tapi pada seluruh orang disekitar saya. Kenangan menyedihkan, mengesalkan, hingga traumatis ketika saya pelajari saat perkuliahan ternyata lebih mudah merekat dalam ingatan dan menghambat memori baru untuk disimpan. Menangis sesal pada hal-hal yang kita tak punya kuasa lagi untuk mengubahnya, apa lagi hal-hal tersebut terjadi karena keputusan-keputusan orang lain apa gunanya? Masa lalu adalah hal yang mustahil untuk diubah, tapi bagaimana dampaknya pada masa depan masih bisa diusahakan pada saat sekarang kan. Dan akan selalu ada hal-hal yang sulit diterima kan? Selalu fokus pada hal-hal bisa dikontrol saja dan seluruhnya adalah ketentuan Yang Maha Menentukan. Ya dapat kesempatan kuliah lagi ini benar-benar membantu saya berdamai pada banyak hal, selalu bersiap untuk baik jangan menunggu apa pun. Insya Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar