kematianmu adalah saat yang paling ditunggu
aku menghitung nafasmu satu-satu yang mulai perlahan lemah
kau gusar tapi tak berdaya
kau lemah tanpa diperdaya
tangan kerasmu itu semakin dingin memang sudah waktunya
jangan kau tengdahkan tanganmu
aku tidak akan iba
disaat seindah ini pun kau menangis
tuhan tidak akan iba
kau lahir menangis, mati menangis
sepanjang hidupmu menangis
hanya israil yang cinta padamu
lihat dengan matamu yang redup itu
aku melambai ceria kepadamu
tanah ini kering, besok mungkin basah
tapi kau tak usah bimbang
selimut putih itu akan menjagamu hangat
akan kutanam bunga matahari di atassnya agar kau semakin hangat
sisakan tempat untukku
dunia semakin dingin dan aku mulai membeku
*kepada saya yang lain. saya ingat saya sering sebut dia sisi yang diseberang cermin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar