Jumat, 28 Oktober 2011

harus

berbahagialah dirinya yang tersenyum pagi ini
karena sakitnya tidak dihayati, waktunya tidak dilahap sepi
dengan penuh rasa bersyukur dia yakin diberkati
rindu kadang jadi berkah, kalau terlalu lama musibah :|

Jumat, 07 Oktober 2011

Tidak Selalu

film-film korea yang biasa saya tonton temanya tidak jauh-jauh dari cinta, gambaran laki-laki sempurna, perempuan yang sempurna, dari kehidupan yang sejahtera, ya memang tidak semuanya sih sesempurna itu, tapi akhirnya saya mendapatkan film yang benar-benar berbeda dari tipikal film korea pada umumnya. Judul film ini adalah Bandhobi, adalah bahasa Bangladesh yang artinya "Sahabat Perempuan". Awal mula menemukan film ini saya melihat salah seorang teman saya (*sebut saja F :p) share sebuah link video soundtrack film kepada  teman (sebut saja H :p), sebuah film korea dengan soundtrack "Do What You Wanna Do" oleh Mocca. lucu karena saat ini sedang panas-panasnya demam Korea (selatan tentunya, yang utara apa kabarnya? ._.) di Indonesia, malah lagu dari band keren dalam negeri menjadi soundtrack salah satu film keren disana.


film yang rilis tahun 2009 ini bagi saya adalah gambaran kecil dari pekerja Indonesia di luar negeri, rasisme yang nyata di sebuah bangsa yang aktris dan aktornya dipuja-puja hampir diseluruh dunia, dan perjuangan seorang gadis yang tidak bahagia di keluarganya. hal-hal tersebutlah yang membuat film ini begitu berbeda diantara film-film korea yang pernah saya tonton. biasanya terlihat gambaran keluarga yang ideal, minimal menampilkan rumah yang bagus, pekerjaan yang bagus, sebuah kehidupan yang layak lah meski pasti ada konflik-konfliknya. Min-seo si cewek yang masih sma tinggal di apartemen yang sederhana dengan ibunya yang menjaga sebuah tempat karoke, plus pacar ibunya yang ikut menumpang tinggal bersama mereka. Min-seo ingin ikut kursus bahasa inggris mahal dengan teman-temannya, mahal karena pengajar adalah native speaker (bule asli booo :)) ). pulang sekolah Min-seo menggunakan bis, nah di bis inilah dia bertemu dengan seorang pria yang bertampang asing, jelas bukan orang korea. ditawari untuk duduk Min-seo tidak mau. akhirnya si pria turun, tidak lama si pria menyadari kalau dompetnya ketinggalan di bis.


dompet itu dengan mudahnya Min-seo pungut (lumayan buat kursus.haha) tapi jelas ketahuan si pria asing, mereka turun dan berebut dompet. perebutan dimenangkan si pria asing, langsung saja Min-seo mau dibawa ke kantor polisi. tapi dengan sigap Min-seo malah mencium pipi si pria yang bernama Karim itu sebagai tanda 'maaf'. setelah beberapa waktu mereka tanpa sengaja bertemu di kantor polisi, Min-seo yang dilaporkan anak bos part-time-nya karena dengan sengaja 'memandikan' anak bos dengan bensin, Karim yang dibawa ke kantor polisi karena dituduh memukul seorang pembeli sebuah minimarket, padahal ia mau melerai perkelahian pembeli yang mabuk itu bertengkar dengan kasir. ya bisa ditebak, tampang hitam seperti Karim tidak akan dipercayai tidak bersalah. dan kemudian berlanjutlah pertemanan antara Min-seo gadis korea yang berumur 17, rela bekerja demi les bahasa inggris sebagai 'pekerja seks komersil yang tugasnya tidak perlu membuka pakaiannya' (nah pikir sendiri, apa yang bisa dilakukan psk tanpa harus membuka pakaiannya :p) dan Karim pria Bangladesh berumur 29 tahun, muslim, menikah, visa di Korea Selatan yang tinggal 1 bulan, dan mengejar bosnya yang kabur dari tanggung jawab membayar gaji 1 tahun ia bekerja agar bisa pulang ke Bangladesh.

bagian yang paling berkesan bagi saya dalam film ini adalah saat Min-seo mengajak Karim bertemu dengan guru les bahasa inggirsnya yang bule itu. terlihat jelas perbedaan pekerja asing 'bule' dengan Karim yang berasal dari Bangladesh. dengan riangnya si bule bercerita bahwa korea bla bla bla, i love bla bla bla yang semuanya jelas tidak dirasakan oleh Karim. si bule jelas dihargai karena dianggap pintar, beradap, dan berasal dari negara yang hebat. padahal si Karim bisa juga tu berbahasa inggris, tetap menjaga keyakinannya meski di negeri orang, cuma kurang beruntung dari segi pekerjaan, dari negara yang miskin pula.

ini film sedih? tidak juga, saya tidak meneteskan air mata sedikit pun.hehe (biasanya cengeng nonton film korea :3). Bandhobi adalah gambaran kecil dari nasib pekerja dari bangsa-bangsa yang tidak populer tingkat kesejahteraannya di dunia, para pekerja yang sulit mencari rejeki di negara asalnya sampai pergi jauh untuk mengadu nasib. dan rasisme adalah suatu yang disangkal keberadaanya tetapi sangat jelas dianut oleh banyak orang diseluruh dunia. penampilan fisik yang putih, mancung, tinggi, masih dianggap lebih superior dari tampilan-tampilan fisik lainnya, bahkan di-service dengan luar biasa baiknya. saking penasarannya saya pernah meng-google apakah bangsa Indonesia masih bangsa yang dikenal ramah, banyak yang berpendapat masih ramah "ramah hanya kepada orang asing", karena terlihat perbedaan yang jauh antara pelayanan turis lokal dan turis asing lebih yang asing disambut lebih ramah karena dianggap lebih berduit dari yang lokal (orang-orang yang telah berubah nilai-nilai luhur bangsanya menjadi materialistis). pendapat lainnya "masih bangsa yang ramah kepada siapa saja", tidak  memandang dari mana asal seseorang, bersedia membantu siapa saja yang membutuhkan pertolongan. semoga pandangan positif dan optimis ini benar-benar masih ada dan banyak jumlahnya.


akhir cerita, apakah kelanjutan dari hubungan Min-seo dan Karim? sebenarnya sudah tersampaikan dari judul film ini kalau menurut saya.hehe ketika mendownload film dari salah satu forum, banyak yang meributkan kalau ini film indie yang tidak jelas akhir ceritanya. gantung. tapi inilah yang membuatnya berbeda dari film-film korea lainnya. saya merasa sangat beruntung bisa memonton film ini :)

*ingat tidak selalu semua orang bisa makan kenyang di dunia ini, banyak yang kelaparan di luar sana
*ngomong-ngomong wajahnya Karim mirip Om Ayi, adiknya mama :))

photos from : click me :3 and me :3