Selasa, 08 Maret 2016

19 dulu

Hai Annisa Amalia yang 24 tahun. saya Annisa Amalia dari tahun 2010, umur kita 19 tahun saat kita menulis surat ini. saya harap kita masih aktif menulis di blog sederhana ini, karena ini penting bagi kesehatan mental kita. hahaha

bagaimana kehidupan di 5 tahun yang kita jalani Annisa? kehidupan kita di tahun 2010 ini tidak begitu membanggakan, tapi jauh lebih baik dan bermakna. kita mengawali tahun 2010 dengan rasa kecewa dan penuh kesedihan. kita memperbaiki sedikit demi sedikit cara kita hidup. dari negatif menuju positif. kita baru memulai membuka mata lebih lebar pada umur kita yang 19 tahun ini. saya merasakan suatu yang lain meledak-ledak di pikiran saya, apa kita mulai dewasa saat 19 ini? saya berharap Annisa yang 24 tahun menjadi jauh lebih baik. pikirannya sehat, badannya sehat tidak seperti Annisa 19 tahun, dewasa dalam artian menjadi dewasa yang baik, bukan dewasa yang sia-sia bertambah tua menuju kematian saja.

Annisa, kau mungkin akan tertawa, sedih, atau malu ketika membaca surat ini. kita yang 19 tahun tkadang terlihat depresi dan penuh iri terhadap beberapa orang. haha ini buruk Annisa, tapi kita yang menulis surat ini saat 19 tahun sadar itu buruk dan mulai memperbaikinya. beberapa hari saat kita menulis surat ini, kita melakukan suatu hal yang cukup penting. kita sebut hal tersebut 'menata ulang'. segala hal kita perhatikan, kamar, pola hidup, pola makan, pola berpikir, dan pola lainya yang mungkin terikut (?).

ingat kah Annisa ketika sebelum berumur 19 apa yang sudah kita lewati? buruk kan? haha kemudian di 19 tahun kita menyadari itu semua dan berusaha menjadi lebih baik. ingat kan kita suka menunda makan? kita sama-sama sepakat memang makan tidak penting, tapi kita sudah sadar makan itu perlu jika mau menjalani kehidupan dimasa depan dengan nikmat. kita di 19 sadar kalau kesehatan adalah nikmat yang sangat berharga. bagaimana Annisa 24? jangan sampai kau buat kita tidak sanggup membaca surat ini hanya karena sakit Annisa.

kamar Annisa di 24 nanti saya harap lebih rapi dari sekarang. beberapa hari sebelum menulis surat ini, kita menata ulang letak meja dan cermin. tidak ada baju kotor apa lagi pakaian dalam yang berceceran di kamar. kamar kita di 2010 ini tidak bertirai belakangan. cukup menghambat bila hendak mengganti baju, kita menunduk-nunduk. tapi sangat indah bisa memandang langit dari jendela kamar kita saat 2010 ini. saya berharap kita tetap bisa melihat langit yang sama, semoga langit belum runtuh di 2016.

kita yang sering begadang hingga dini hari selama ini semoga sudah tobat di 24 nanti. jujur hingga sampai hari kita menulis surat ini pola hidup yang buruk itu belum bisa dihilangkan. mungkin kita perlu banyak melakukan aktifitas hingga mengantuk lebih awal dan tidur pulas hingga pagi. mandi jadi lebih rajin, harus hidup sehat Annisa. terlalu banyak tempat yang ingin kita kunjungi. saya harap kita tidak terhambat hanya karena sakit.

Annisa, banyak yang kita perlajari sampai 19 tahun. kekecewaan, kekesalan, kesedihan, penghianatan, persahabatan, keikhlasan. semoga 24 nanti kita sudah bisa jauh lebih baik memaknai itu semua. 19 ini kita belajar tentang 'let it go', not all the things would be good as we want, but we keeps going on. live the life Annisa. kita di 19 sudah sadar kalau dunia begitu luas, kita bertemu berbagai macam orang yang menarik. kita masih kecil dibanding itu semua. tetap membuka mata Annisa, tetap membuka hati, tetap membuka pikiran.

sudah selesai S1 kan? hahaha


you from the past


Annisa Amalia


Selasa, 01 Maret 2016

I Will Survive!

Awal bulan bukan berarti keterbatasan ekonomi anak kos akan teratasi karena kenyatanya banyak diantara kita belum memilikki penghasilan dan mengharapan digit rekening bertambah tepat pukul 00.00 di tanggal 1 setiap bulannya. Mungkin mudah saja mengabari orang tua untuk menyegerakan pengiriman, tapi saya pribadi terkadang sulit melakukan itu karena tentu satu dan lain hal ada alasan hingga kiriman tertunda..jadi mengertilah ya nak :) Solusinya bagaimana? Apa kita harus puasa senin-kamis? Bisa! Apa harus beli paket super hemat/bakwan jagung/oseng-oseng tempe/capcay ala warteg? Bisa!
Hidup 1 semester lebih 1 bulan di rantauan melatih saya berbagai cara untuk bertahan hidup di akhir bulan dan masa injury time seminggu di awal bulan  Sedikit pengalaman mengenai makanan dan cara mengolah makanan pada saat-saat ujian hidup anak ini saya jabarkan di bawah ini. hohohoho

Makanan:
Selalu pastikan memiliki persediaan beras.
Setiap sedang banyak-banyaknya uang, prioritaskan untuk membeli beras. Refrensi pribadi beras yang dibutuhkan kurang lebih 2,5 kg - 3 kg tergantung porsi makan dan seberapa sering makan di kosan, harga beras Rp. 10.000 - Rp. 11.000 kualitas layak. 30 ribuan untuk beras sebulan saja tidak mahal kan? Sekali makan di tempat fancy belum dapat sama beli minuman tuh biasanya.
Diikuti juga memiliki dengan rice cooker sejenisnya. Ya iya lah! (Penjelasan pengolahan makanan akan dibahas nanti)
Bahan (wajib) sebagai pendukung - garam (1 bungkus dari semester 1 belum habis) - merica 500an - margarin (yang juga harusnya menjadi investasi wajib saat uang banyak, karena banyak gunanya) - abon cabe (untuk yang suka ekstra hot)
Telur ayam (harga turun naik- dari yang jualan perbutir dan perkilogram kurang lebih anggaran hingga Rp.10.000 di seminggu akhir bulan untuk telur)
Sayuran kering murah yang mudah disimpan (contoh wortel, 2 hari yang lalu saya membeli wortel kurang lebih 10 buah ukuran kecil seharga Rp. 2500)
Sayur alternatif bisa rumput laut/nori seharga Rp.10.500/1 paket, 2 bungkus sepaketnya, dan bertahan tergantung seberapa makannya (2 bungkus- beli 2 paket gratis 1 di IndoM*** tidak disponsori :p)
Beli sayur jadi 2000an di warteg bisa jadi solusi, apa lagi jenis tumisan atau oseng-oseng yang melibatkan tempe-tahu, bakso, dan atau sosis sudah sekalian lauk-- (nasi masak sendiri dan untuk siang-malam Rp. 5000 bisa bertahan setiap 1 hari)
Kornet bungkus 5000an
Nuget? Sosis!  Naaah!!! Mahal! Cenderung jadi cemilan dan tidak sehat.
Total uang yang dikeluarkan disaat penentuan ini kurang lebih paling tinggi 30ribuan dan pengeluaran tidak terduga yang harus diantisipasi adalah pembelian air minum. Seperti kondisi saya sekarang, uang logam recehan sangat berharga, dikumpul-kumpul sampai Rp. 5000 kan lumayan hehe nambah beli air,

Mengolah makanan:
Tahukah apa saja yang dibisa dibuat dengan rice cooker selain menanak nasi? Diiklan di tv mungkin pernah melhat membuat kue atau bubur di rice cooker, tapi bahan-bahan di atas tentu tidak cocok untuk 2 kemungkinan jenis makanan tersebut. Ini yang saya lakukan dengan rice cooker tidak hanyak di akhir bulan tapi juga untuk persiapan bekal ke makan di kampus.
Mengoreng telur, bisa didadar, orak-arik, atau sunny side up egg aka telor ceplok - siapkan rice cooker ke mode cooking - masukkan margarin 1 sendok - tunggu sampai panas dan margarin meleleh - masukkan telur - tambah garam & merica sesuai selera - kurang dari 5 menit telur sudah masak
Kalau nasi sudah jadi juga bisa ditambahkan ke telur - tambah lagi garam atau pelengkap lainnya bisa jadi nasi goreng. Tips saja ini, kenali jenis beras yang dibeli, ada beberapa beras jenis yang cukup dengan sedikit air saja sudah pulen jadi hati-hati dengan takaran beras dan air saat menanak nasi. Kemudian semakin lama nasi dipanaskan biasanya akan semakin kering, jenis nasi yang lama dipanaskan ini lebih enak dijadikan nasi goreng.
Sayur kukus juga enak dan bisa dimasak sekalian menanak nasi, biasanya kan dapat 1 set plasik tahan panas yang bolong-bolong di dalam kotak rice cooker. Favorit saya memang wortel kukus karena rasanya manis.
versi yang bisa dibanggakan: nasi yang digoreng di rice cooker
margarin + telur + garam + merica + nasi + wortel 

Ini hanya makanan saja, tapi pastikan hal-hal yang menyangkut kewajiban menyangkut kepentingan orang banyak jangan sampai dilalaikan seperti urunan tagihan listrik.  Kalau tidak bisa tertolong lagi krisis ekonomi ini ya berpuasalah dan banyak berdoa...berpahala dan bermanfaat bagi kesehatan. Tetap sehat dan sediakan obat maag :D

(harusnya saya sedang membaca dan membuat tugas) #gaadayangnanya #saveuangreceh #solong #bye



Senin, 08 Februari 2016

ready steady and (don't) wait for it

2016 wohooo -first post!

Alhamdulillah sudah melewati satu semester, prosesnya berdarah-darah dan ngantuk. Saya tidak pernah menyangka ternyata belajar bisa semenyenangkan ini. Belajar dibidang saya tekuni ini memberikan saya pemahaman yang lebih lengkap tentang diri saya sendiri, meskipun sesungguhnya tetap saja gambar jelasnya adalah pelajaran yang akan berlangsung seumur hidup. Mungkin manusia berubah dan mugkin saja tidak, tapi saya yakin berubah. Karena saya yakin ketika berhubungan dengan pribadi lainnya hidup akan berubah. Saya yang sekarang adalah akibat-akibat dari keputusan-keputusan yang dilakukan semua manusia, dalam artian ketika seseorang tidak bertanggung jawab pada sampah yang dia buang maka dia mengotori seisi bumi. Bukankah manusia diberikan kebebasan untuk memilih baik dan buruk, sehingga keputusan yang baik lebih mulia dari pada hanya diberikan pilihan untuk menjadi baik saja? 

Kita semua terhubung seperti benang yang terbelit kusut, bahkan hingga benang tersebut diputuskan oleh kematian kita masih terhubung karena tindakan masa lalu yang kita perbuat. Pada akhirnya manusia bukanlah ketidaan yang tidak ada maknanya sama sekali, sekalipun namanya tidak tercatat dalam sejarah. Teringgat pada seorang kakek berkemeja batik sederhana bernuansa coklat muda yang saya temui tahun lalu disebuah acara wisuda sahabat saya. Beliau bercerita antusias tentang anaknya yang sedang menjadi wisudawan di dalam auditorium. Kakek ini hanyalah satu dari ribuan anggota keluarga yang menunggu sambil melihat dari jendela, tapi hanya kakek ini yang saya lihat menengadahkan tangganya saat sesi pembacaan doa. Suara dari dalam gedung auditorium hanya terdengar sayup-sayup dari luar namun beliau tetap ikut berdoa mengaminkan. Dalam hati saya berkata semoga ilmu yang anak beliau dapatkan semakin diberkahi dan membahagiakan kakek tersebut, Setelah beberapa saat wisudawan keluar dan saya tidak melihat kakek itu lagi, Tapi apa yang saya dapatkan dari kakek tersebut? Momen wisuda memang membahagiakan, tapi apa yang berada dibalik itu semua sehingga menjadi wisudawan? Halaman persebahan skripsi rasanya terlalu kecil ketika saya baca ulang ketika mengingat kembali euforia kelulusan tapi kurang bersyukur. 

Rencana apa yang Allah berikan kepada saya ketika bertemu dengan kakek tersebut, dari hal itu seperti sekarang saya mulai belajar lebih menghargai semua orang yang berhubungan dengan saya. Tentu saja akan selalu ada yang manis-pahit, memulai dari hal yang bisa dikontrol diri sendiri saja saya rasa lebih baik. Paling tidak jika tidak sanggup meberikan kebaikan, bagaimana untuk tidak memberikan kejahatan sama sekali? Seperti merantau disini, jika sulit berteman akrab bagaimana jika tidak memiliki musuh sama sekali saja? Meskipun pada akhirnya kita sering tidak disadari ternyata kesan yang kita berikan pada orang lain ternyata tidak sebaik yang kita niatkan. Ya pada akhirnya memuaskan semua orang itu hampir mustahil kan? Siapkan diri untuk menjadi lebih baik memang klise, ingatlah dampaknya tidak hanya untuk diri sendiri. Bahkan pertemuan yang hanya sekali saja itu dengan kakek di wisuda seorang teman sangat bermakna bagi saya.

Fokus saat ini adalah membuat memori menyenangkan sebanyak-banyaknya, tidak hanya untuk diri saya sendiri saja tapi pada seluruh orang disekitar saya. Kenangan menyedihkan, mengesalkan, hingga traumatis ketika saya pelajari saat perkuliahan ternyata lebih mudah merekat dalam ingatan dan menghambat memori baru untuk disimpan. Menangis sesal pada hal-hal yang kita tak punya kuasa lagi untuk mengubahnya, apa lagi hal-hal tersebut terjadi karena keputusan-keputusan orang lain apa gunanya? Masa lalu adalah hal yang mustahil untuk diubah, tapi bagaimana dampaknya pada masa depan masih bisa diusahakan pada saat sekarang kan. Dan akan selalu ada hal-hal yang sulit diterima kan? Selalu fokus pada hal-hal bisa dikontrol saja dan seluruhnya adalah ketentuan Yang Maha Menentukan. Ya dapat kesempatan kuliah lagi ini benar-benar membantu saya berdamai pada banyak hal, selalu bersiap untuk baik jangan menunggu apa pun. Insya Allah.