Senin, 10 September 2018

Sambungan Jarak Jauh

Sejak kecil saya dibiasakan tidak bergantung dengan orang lain jika ada urusan di luar rumah. Jadi pergi mengurus surat-surat, periksa ke dokter, tugas belanja, bayar tagihan, ke bank, dan lain-lain sendiri. Sampai saya di titik tidak ketemu waktu dengan teman atau bahkan akhirnya menikmati untuk sendiri, seperti jogging, sepeda, ke bioskop, atau duduk di taman kota.  Sekarang dalam kondisi merantau kuliah malah semakin saya nikmati waktu sendiri ini untuk mencoba kuliner baru atau ke musium-musium.

Ruang pribadi itu rasanya sangat nikmat, tidak ada basa-basi, hanya obrolan baru dari supir angkot atau ojek. Bukan berarti berbicara itu tidak menyenangkan, hanya tapi saya punya referensi bicara. Bicara dengan orang yang dikenal itu kadang terjebak dikecenderungan membicarakan orang lain, yang kadang juga tidak bermanfaat.

Tapi obrolan dengan orang baru juga kadang bisa menjadi malah mengurangi ruang pribadi jika membahas pribadi juga. Misal ya secara personal, sebagai perempuan saya sangat tidak nyaman untuk dipertanyakan status hubungan dengan laki-laki, baik itu hubungan menikah dan belum menikah oleh orang baru. Kasusnya malah saya pernah ditanyai: oh pacar punya? kalau pacar di sini ada dong? pendekatan ada lah?. Itu ranah pribadi saya, basa-basi tak perlu seperti itu. Seolah saya tertuduh kesepian dan pasti mencari 'teman'. Bekal untuk mandiri dari orang tua sudah sangat cukup. Saya perempuan yang berkecukupan dengan diri saya. Tapi memang perempuan tempatnya difitnah. 

Ketika menemukan sebuah kutipan dari anonim yang artinya kira-kira: waktu saya sendiri itu berharga sekali, jika saya mengabaikan maka mungkin waktu bersama anda itu hanya buang-buang waktu berharga saya saja. Namun saya juga tersadar pada suatu hal, yaitu komitmen. Maka dari itu saya menikmati waktu jauh dan sendiri. Mungkin juga ini adalah referensi personal, di waktu yang tepat, digabungkan dengan situasi yang tepat. 

Menanti pulang itu memang nikmat.
ditulis di Senin pagi sambil menunggu tanda tangan Kaprodi.